Selasa, 09 Februari 2016

MAKAM SUNAN PANDANARAN I MUGAS SEMARANG

Tulisan ini mencoba menjelaskan “versi” sejarah & nasab Sunan Bayat & Sunan Pandanaran yang berdasarkan penelitian penulisnya, dianggap lebih mendekati kebenaran & kevalidan”
Oleh : Habibullah Ba’Alawi Al-Husaini
Dalam Forum diskusi Group Majelis Dakwah Wali Songo
[Data Sejarah Dari catatan Al-Habib Bahruddin Azmatkhan Ba'alawi tahun 1979]


SUNAN PANDANARAN I:
Sunan Pandanaran I (Ayah Sunan Bayat atau Sunan tembayat) adalah Sayyid Abdul Qadir yang lahir di Pasai, putra Maulana Ishaq. Beliau diangkat dengan arahan Sunan Giri yang merupakan saudara seayahnya untuk Menjadi Bupati Semarang yang pertama, dan bergelan Sunan Pandan arang.

Beliau lantas berkedudukan di Pragota, yang sekarang adalah tempat bernama Bergota di kelurahan Randusari, Semarang Selatan. Dahulu Pragota berada sangat dekat dengan pantai, karena wilayah Kota Lama Semarang merupakan daratan baru yang terbentuk karena endapan dan proses pengangkatan kerak bumi. Tanah Semarang diberikan kepada Pandan Arang oleh Sultan Demak. Beliau wafat di Kelurahan Mugassari Semarang Selatan.


Jadi Sayyid Abdul Qadir adalah Sunan Pandan arang, jabatannya Bupati Semarang, Gelarnya adalah Maulana Islam, lahir di Pasai, wafat di Semarang.
Gelar-gelar Sayyid Abdul Qadir bin Maulana Ishaq :
1. Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang.
2. Sunan Pandanaran 1
3. Maulana Islam
4. Sunan Semarang

Istri Sunan Pandanaran I (Ibu Sunan Bayat) bernama Syarifah Pasai adik Pati Unus @ Raden Abdul Qadir (Mantu Raden Patah Demak) putra Raden Muhammad Yunus dari Jepara putra seorang Muballigh pendatang dari Parsi yang dikenal dengan sebutan Syekh Khaliqul Idrus @ Abdul Khaliq Al Idrus bin Syekh Muhammad Al Alsiy (wafat di Parsi) bin Syekh Abdul Muhyi Al Khayri (wafat di Palestina) bin Syekh Muhammad Akbar Al-Ansari (wafat di Madina) bin Syekh Abdul Wahhab (wafat di Mekkah) bin Syekh Yusuf Al Mukhrowi (wafat di Parsi) bin Imam Besar Hadramawt Syekh Muhammad Al Faqih Al Muqaddam.

Nasab Sunan Bayat & Sunan Pandanaran I :
Ada berbagai versi yang beredar ttg Nasab Sunan Pandanaran, sebagian besar babad menyatakan bahwa ia adalah putra dari Pati Unus @ Panembahan Sabrang Lor (sultan kedua Kesultanan Demak) yang menolak tahta karena lebih suka memilih mendalami spiritualitas. Posisi sultan ketiga Demak kemudian diberikan kepada pamannya. Pendapat lain menyatakan bahwa ia adalah saudagar asing, mungkin dari Arab, Persia, atau Turki, yang meminta izin sultan Demak untuk berdagang dan menyebarkan Islam di daerah Pragota. Izin diberikan baginya di daerah sebelah barat Demak. Cerita lain bahkan menyebutkan ia adalah putra dari Brawijaya V, raja Majapahit terakhir, meskipun tidak ada bukti tertulis apa pun mengenainya.
Berbagai versi di atas tidak dapat dipertanggung jawabkan dan perlu diluruskan. Versi Pertama muncul karena Ki Ageng Pandan Arang memiliki hubungan dekat dengan Pati Unus. Hubungan Ki Ageng pandan Arang atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran dengan Pati Unus (Pangeran Sabrang Lor) menurut Habib Bahruddin adalah hubungan anak angkat dengan ayah angkat.
Pati Unus mengangkat Sunan Pandanaran sebagai anak angkatnya. Karena Syarifah Pasai adalah adik kandung Pati Unus.
Pendapat kedua muncul karena Sunan Pandanaran nampak seperti orang asing karena memang memiki darah Arab,
 sbgmn akan kita lihat dalam data di bawah; namun kisahnya sbg saudagar tidak tepat, lantas pendapat ketiga merupakan kebiasaan mitos setempat melegitimasikan kekuasaan akan suatu daerah karena dianggap sebagai turunan Penguasa Jawa sebelumnya yakni dari Majapahit, riwayat ini amat lemah karena tidak ada bukti tertulis apa pun mengenainya.
Riwayat dari catatan habib Bahruddin ba’alawi, tahun 1979, telah menggugurkan hikayat atau babad yang menceritakan bahwa Ki Ageng pandanaran adalah anak kandung Pati Unus dan versi-versi lainnya
Nasab Sunan Pandanaran & Sunan Bayat :
1. Nabi Muhammad Shollallhu ‘Alaihi Wasallam
2. Sayyidah Fathimah Az-Zahra
3. Sayyidina Husain
4. Ali Zainal Abidin
5. Muhammad Al-Baqir
6. Ja’far Shadiq
7. Ali Al-Uraidhi
8. Muhammad An-Naqib
9. Isa Naqib Ar-Rumi
10. Ahmad Al-Muhajir
11. Ubaidillah
12. Alwi Awwal
13. Muhammad Sohibus Saumi’ah
14. Alwi Ats-Tsani
15. Ali Khali’ Qasam
16. Muhammad Shahib Mirbath
17. Alwi Ammil Faqih
18. Abdul Malik Azmatkhan
19. Abdillah Azmatkhan
20. Ahmad Jalaluddin
21. Jamaluddin Al-Husain
22. Ibrahim Zainuddin Al-Akbar
23. Maulana Ishak
24. Maulana Islam @Ki Ageng Pandanaran @Sunan Pandanaran @Sayyid Abdul Qadir @Sunan Semarang
25. Sunan Bayat @ Sunan Tembayat @ Sunan Pandanaran II


“SUMBER DATA SILSILAH DAN KETURUNAN SUNAN PANDANARAN I DARI PAPAN & BANNER DI AREA MAKAM DI MUGAS SEMARANG” (Pengurus Yayasan Sosial Sunan Pandanaran Semarang, HM. Soekardiyono, BA.):

SILSILAH SUNAN PANDANARAN I:
→ Prabu Brawijaya              dimakamkan di Belakang Masjid Demak .
→ Raden Patah Bintoro I    dimakamkan di Belakang Masjid Demak
→ Pangeran Sabrang Lor Sultan Syah Ngalam Akbar Bintoro II dimakamkan
                                                 di Belakang Masjid Demak
→ Pangeran Madiyo Pandan Maulana Ibnu Abdul Salam  dimakamkan di Mugas                                                                Semarang
→ Ki Ageng Pandanaran I (Ki Ageng Pandanaran/  P. Made Pandan dimakamkan Mugas                                                   Semarang

*** Keturunan Sunan Pandanaran I: 
→ Sunan Pandanaran I dengan Endang Sejanila (Nyai Ageng Pandanaran) berputra :

  1. P. Kasepuh (R.Kaji) Sunan Tembayat dimakamkan di Bayat Klaten Jawa Tengah (Pandanaran II);
  2. P. Kanoman (R.Ketib) P. Mangkubumi dimakamkan Imogiri Yogyakarta (Pandanaran III);
  3. Nyi Ngilir di makamkan di Semarang;
  4. Pangeran Wotgaleh dimakamkan di Imogiri Yogyakarta;
  5. Pangeran Bojong dimakamkan di Imogiri;
  6. P. Sumendi dimakamkan di Bayat Klaten.































Tidak ada komentar:

Posting Komentar